AYO SEGERA LEPAS LANDAS

Kemerdekaan Indonesia adalah sebuah momentum dari panjangnya rantai sejarah Indonesia. dan pada hari ini bertepatan tanggal 28 Oktober 2016, mengingatkan kita pada perjuangan para pemuda intelektual Indonesia ditahun 1928 yang menjadi salah satu mata rantai perjuangan pemuda dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.

Lahirnya Sumpah Pemuda bukanlah perjuangan pendek yang insidental, maka ada baiknya, mari kita beranjak ke masa lalu menelisik Indonesia diera 1920an...

Tahun 1921, Jong Java mengadakan Kongres di Bandung yang memberikan rekomendasi untuk memperbarui bahasa. Tahun 1922, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa. Tahun 1923 terjadi pembaharuan organisasi Sarekat Islam, serta berdirinya Persatuan Islam (Persis). Tahun 1925, Jong Islamieten Bond didirikan di Jakarta. Tahun 1926, berdirinya NU dan diadakannya Kongres Pemuda I. Tahun 1927, Kongres Pemuda I tetap berlanjut, serta PNI didirikan oleh Soekarno. Tahun 1928, diadakannya Kongres Pemuda II yang kemudian lahirlah Sumpah Pemuda.

Jika di era sebelum 1920-an perjuangan Indonesia masih bersifat kedaerahan dan tidak terstruktur, maka di era setelah 1920-an dapatlah kita perhatikan perjuangan Indonesia bergeser pada perjuangan yang lebih terstruktur, terorganisir dan dipelopori oleh pemuda yang berintelektual –pelajar. Lalu, apa yang melatarbelakangi Kongres Pemuda dilaksanakan ?

Akibat penjajahan kolonial dan penderitaan rakyat yang berkepanjangan, telah menggugah kesadaran kaum terpelajar untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia melalui jalan pendidikan dan organisasi. Semangat kebangkitan terus menyebar, setelah rakyat Indonesia sadar terhadap penderitaan dan ketertinggalannya dengan bangsa lain, terlebih banyak pelajar Indonesia yang bersekolah di Belanda. Sebagai jawabannya, muncullah berbagai organisasi pendidikan dan perhimpunan pemuda di berbagai daerah Indonesia. Kemudian kaum pemuda sadar bahwa Indonesia terlalu besar untuk diperjuangkan sendiri-sendiri melalui organisasinya masing-masing. Oleh sebab itu, dibutuhkan sebuah wadah yang mempersatukan kaum pemuda. Maka, semangat persatuan inilah yang kemudian menjadi energi munculnya ‘Sumpah Pemuda’.

*             *             *

Sekarang, 88 tahun sudah berlalu sejak lahirnya Sumpah Pemuda. Akankah semangat persatuan tersebut masih bergelora disetiap sanubari para pemuda Indonesia? Masihkah ada ego kedaerahan? Masihkah ada ego organisasi? Masih adakah luka-luka masa lalu yang masih belum ter-move on-kan? Realistislah, Indonesia belum pernah terbang dari landasannya. Dan kini bukankah Engkau yang paham betul bagaimana kondisi Indonesia sekarang? Ekonomi? Pendidikan? Kesehatan? Kekerasan seksual pada perempuan dan anak? Darurat narkoba? HAM? Toleransi? Asing menguasai pribumi? Bukankah semua itu juga terjadi pada masa lampau? Hanya bedanya para penjajah sekarang tak tampak secara wujud namun tanpa kita sadari menguasai dan menguras habis kekayaan bumi Indonesia.

Sadarlah. Indonesia terlalu besar untuk diperjuangkan sendiri-sendiri.
Sadarlah. Masalah Indonesia terlalu besar dibanding egosentris yang memecah persatuan kita.
Sadarlah. Jangan mudah tertipu oleh hegemoni.
Sadarlah. Kepada siapa rakyat menaruh harapan kala ideologi pemudanya telah terjual?

“(Ingatlah) tatkala para PEMUDA itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).’ Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah PEMUDA-PEMUDA yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu. Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu),” (QS. Al Kahfi: 10-13).

Aku pemuda. Kamu pemuda. Kita semua pemuda. Ayo segera lepas landas. Harapan itu masih ada.
Mari kita ucapkan kembali, Sumpah yang pernah diikrarkan oleh para pendahulu kita agar tetap menjadi energi dalam membangun Indonesia ke arah yang lebih baik.

Indonesia ke arah yang lebih baik.
SOEMPAH PEMOEDA
PERTAMA     : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).
KEDOEA       : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).
KETIGA           : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).


oleh Dita Meilina
Kabid Kaderisasi PD KAMMI Pontianak






Share on Google Plus

About Unknown

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar